BANGUNAN BERSEJARAH TERBAN

   

SERI BANGUNAN BERSEJARAH TERBAN

MARKAS BESAR PERTAMA TNI ANGKATAN UDARA

Sehari setelah Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengangkat Soekarno menjadi Presiden pertama Republik Indonesia dan Mohammad Hatta menjadi Wakil Presiden. Sidang berikutnya 22 Agustus 1945, PPKI menghasilkan tiga keputusan, salah satunya adalah pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertugas menjaga terjaminnya keamanan dan ketertiban umum. BKR sendiri terdiri dari sejumlah resimen tempur yang selama ini melawan penjajahan Jepang melalui masing-masing bidangnya. Oleh sebab itu, BKR kemudian membentuk beberapa organisasi berdasarkan bidang perjuangannya, yakni BKR Oedara, BKR Laoet, BKR Kereta Api, BKR Pos dan sebagainya.

BKR Oedara kemudian merebut dan menguasai sejumlah pangkalan udara Jepang dan unsur penerbangan lainnya. Mereka menjadikan tempat-tempat rampasan itu sebagai basis kekuatan udara Indonesia. Sebut saja beberapa pangkalan udara lawan yang berhasil direbut, Pandanwangi (Lumajang), Bugis (Malang), Maospati (Madiun), Morokrembangan (Surabaya), Panasan (Solo), Kalibanteng (Semarang), Maguwo (Yogyakarta), Andir (Bandung), Cibeureum (Tasikmalaya), Jatiwangi (Cirebon), Cililitan (RED: Halim Perdanakusuma, Jakarta), dan beberapa tempat di luar Pulau Jawa.

Tanggal 26 Oktober 1945, teknisi Basir Surya berhasil memperbaiki salah satu pesawat latih peninggalan Jepang buatan tahun 1933, Cureng, di Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta. Sehari setelahnya, penerbang Komodor Udara A. Adisucipto menerbangkan pesawat itu mengelilingi lapangan terbang Maguwo selama 30 menit. "Ini merupakan pertama kalinya pesawat Cureng dengan identitas merah-putih di badan pesawat terbang di langit Indonesia pascakemerdekaan,"
Bahkan sehari kemudian, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1945, Adisucipto menerbangkan kembali pesawat itu. Kali ini, pesawat mengudara di atas alun-alun Kota Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta menyaksikan peristiwa itu dengan antusias.

Seiring berjalannya waktu, BKR berubah menjadi TKR yang merupakan singkatan dari Tentara Keamanan Rakyat, pada 5 Oktober 1945. Di masa TKR ini, Jawatan Penerbangan ada di bawah pimpinan Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma. Tak berselang lama, pada 23 Januari 1946 TKR kembali diubah, kali ini menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). TKR Jawatan Penerbangan pun turut berubah menjadi TRI Jawatan Penerbangan. Namun, hanya 3 bulan dari perubahan itu, perubahan kembali terjadi. Pada bulan April 1946 dengan keluarnya Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD Tahun 1946 tentang Pembentukkan TRI Angkatan Udara. Markas Besar TRI Angkatan Udara terletak di jalan Terban Taman No. 1 (sekarang Jl. Cik Di Tiro, tepatnya di Gedung Pusat Yayasan Universitas Islam Indonesia), berseberangan dengan Markas Besar TKR (saat ini museum TNI-AD). SURYA-JSS-A0216